|
Penanaman sistem legowo ( foto : gapoktantanimulya ) |
S.R.I. adalah teknik budidaya padi yang mampu
meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman,
tanah, air, dan unsur hara. Metode S.R.I. ini terbukti telah berhasil
meningkatkan produktivitas padi sebesar 50 % bahkan di beberapa tempat mencapai
lebih dari 100 %
KETENTUAN YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BUDIDAYA METODE S.R.I :
a.Tanam bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah sebar (hss) ketika
bibit masih berdaun 2 helai.
b.Tanam bibit satu lubang satu batang dengan jarak tanam biasa, 30 Cm x 30 Cm,
35 Cm x 35 Cm, atau legowo 2 dengan jarak tanam (25 + 40) x 12,5 Cm.
c.Pindah benih tanaman harus dengan hati-hati karena batang masih lemah dan
akar tidak putus dan ditanam tidak dalam.
d.Pemberian air maksimal 2 Cm dengan cara intermitten (berselang).
e.Penyiangan sejak awal pada umur 10 hari dan diulang sampai 3 kali dengan
interval 10 harian.
f.Upayakan menggunakan pupuk organik.
KELEBIHAN BUDIDAYA METODE S.R.I DENGAN BUDIDAYA METODE KONVENSIONAL :
a.Tanaman hemat air.
b.Hemat biaya benih.
c.Hemat waktu karena panen lebih awal.
d.Produksi bisa meningkat.
BUDIDAYA PADI METODE S.R.I
a.Pengolahan Tanah
•Tanah dibajak sedalam 25 - 30 Cm.
•Benamkan sisa-sisa tanaman dan rumput-rumputan
•Gemburkan dengan garu sampai terbentuk struktur lumpur yang sempurna, lalu
diratakan sehingga saat diberikan air ketinggiannya di petakan sawah merata.
•Sangat dianjurkan pada waktu pembajakan diberikan pupuk organik (pupuk
kandang,pupuk kompos,pupuk hijau).
b.Pemilahan Benih dengan
Larutan Garam
Untuk mendapatkan benih yang bermutu baik (bernas) maka perlu dilakukan
pemilihan, walaupun benih tersebut dihasilkan sendiri, atau benih berlabel
yaitu dengan menggunakan larutan garam dengan langkah-langkah sebagai berikut:
• Masukan air kedalam ember, kemudian masukan garam lalu diaduk sampai larut,
jumlah garam dianggap cukup bila telur itik bisa mengapung.
• Masukan benih padi kedalam ember, kemudian pisahkan benih yang mengambang
dengan yang tenggelam. Selanjutnya benih yang tenggelam / benih yang bermutu dicuci dengan air biasa
sampai bersih.
c.Perendaman dan
Pemeraman Benih
Setelah uji benih selesai proses berikutnya adalah:
•Benih yang bermutu (tenggelam) direndam dalam air bersih selama 24-48 jam.
•Setelah direndam, dianginkan (ditiris) selama 24-48 jam sampai berkecambang
d.Persemaian
Persemaian untuk budidaya S.R.I dapat dilakukan dengan mempergunakan baki
plastik atau kotak yang terbuat dari bambu/besek. Hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah pemindahan, pencabutan dan penanaman.
Proses persemaian adalah sebagai berikut:
•Benih yang dipergunakan tergantung pada kebiasaan/ kesukaan petani (bermutu
baik/bernas).
•Penyiapan tempat persemaian dilapisi denga daun pisang yang sudah dilemaskan,
kemudian diberikan tanah yang subur bercampur kompos (perbandingan 1:1), tinggi
tanah pembibitan sekitar 4cm.
•Benih yang ditaburkan ke dalam tempat persemaian, kemudian ditutup tanah
tipis.
e.Penanaman
•Pola penanaman bibit metoda S.R.I adalah bujur sangkar 30 x 30 cm, 35 x 35
cm atau lebih jarang lagi misalkan sampai 50 x 50 cm pada tanah subur.
•Garis-garis bujur sangkar dibuat dengan caplak.
•Bibit ditanam pada umur 5-15 hari (daun dua) setelah semai, dengan jumlah
bibit per lubang satu dan dangkal 1-1,5 cm, serta posisi perakaran seperti
huruf L.
f.Pemupukan
Takaran pupuk an-organik (kimia) disesuaikan dengan anjuran. Hasil Demplot
digunakan pupuk kimia sebagai berikut:
• Pemupukan I pada umur 7-15 HST dengan dosis Urea 125kg/Ha, SP-36 100kg/ha.
• Pemupukan II pada umur 20-30 HST dengandosis Urea 125kg/ha
• Pemupukan III pada umur 40-45 HST dengandosis ZA 100kg/ha. jika tanaman belum
bagus.
Metode S.R.I sangat menganjurkan pemakaian pupuk organik (pupuk kandang, kompos
atau pupuk hijau/daun-daunan), penggunaan pupuk organik selain memperbaiki
struktur tanah juga bisa mengikat air / menghemat air.
g.Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mempergunakan alat penyiang jenis landak atau
rotary weeder, atau dengan alat jenis apapun dengan tujuan untuk membasmi gulma
dan sekaligus pengemburan tanah. Penyiangan dilakukan sebanyak 3 kali atau
lebih, sesuai kondisi sawah. Semakin sering dilakukan penyiangan akan dapat
meningkatkan produksi.
h.Pemberian air secara
terputus/berselang
Dengan cara terputus-putus (intermitten) dengan ketinggian air di petakan
sawah maksimum 2 cm, paling baik macak-macak (0,5 cm). Pada periode tertentu
petak sawah harus dikeringkan sampai tanahnya pecah-pecah rambut.
i.Panen
Panen dilakukan setelah tanaman sudah tua dengan ditandai menguningnya semua
bulir secara merata atau masaknya gabah. Bulir padi telah benar-benarbernas
berisi. Bila dihitung dari pesemaian, maka umur panen lebih singkat
dibandingkan dengan cara konvensional.
Sumber : BP4K Kabupaten Karawang