Padi merupakan komoditas tanaman yang sudah sejak berabad abad telah di
budidayakan oleh kalangan petani terutama di indonesia sendiri. Tanaman yang
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi ini akan selamanya di butuhkan karena padi
merupakan tanaman penghasil beras guna untuk kebutuhan konsumsi makanan dan
kebutuhan nutrisi bagi semua umat manusia. Untuk itu budidaya padi juga
membutuhkan panduan yang lengkap untuk mendapatkan hasil produksi yang
maksimal. Berikut adalah langkah – langkah dalam budidaya padi yang baik dan
benar.
Syarat Tumbuh
Iklim
- Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45 derajat
LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan
musim hujan 4 bulan.
- Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200
mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau
hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu
tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun
karena penyerbukan kurang intensif.
- Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian
0-650 m dpl dengan temperatur 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi
650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23 derajat C.
- Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh
tanpa naungan.
- Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan
tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.
- Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat
yang harus diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik.
- Tanahnya harus yang subur, banyak mengandung
humus, dan gembur.
- Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak
terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar matahari dapat diterima dan
dipergunakan sepenuhnya.
- Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian
basah, sebab pesemaian banyak membutuhkan air. Sedangkan pesemaian kering
dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila persemaian itu
mengalami kekeringan.
Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan
pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu
untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.
Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian
Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum
penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan padi kering, maka
tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.
Pesemaian Basah
Dalam membuat tanah sawah basah persemaian seharusnya benar-benar subur.
Rumput dan jerami yang masih harus dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian sawah
dibanjiri, tujuannya adalah agar tanah menjadi lembut, rumput akan tumbuh
menjadi mati, dan berbagai serangga yang dapat merusak bibit mati pula.
Selain itu, jika tanah cukup lembut dan dibajak berkali kali hingga halus.
Pada saat itu juga juga membuat dan memperbaiki tanggul dan pematang sawah.
Sebagai tindakan dasar persemaian luas harus dibuat sekitar 1/20 dari areal
padi yang akan ditanam.
Jadi, ketika padi yang akan ditanam daerah 1 ha, area pembibitan yang harus
dilakukan adalah 1/20 x 10 000 m² = 500 m². Benih yang dibutuhkan adalah
sekitar 75 gram biji per 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg.
Pesemaian Kering
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah.
Rumput-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu.
Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga
memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur.
Setelah tanah menjadi halus, diratakan dan dibuat bedengan-bedengan. Adapun
ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang
500-600 cm.Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm
sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji,
pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
Penaburan Biji
Untuk memilih biji-biji yang bertunas dan tidak, biji harus direndam dalam
air. Biji-biji yang bertunas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa
akan terapung. Dan biji-biji yang terapung bisa dibuang. Maksud perendaman
selain memilih biji yang bertunas, biji juga agar cepat berkecambah. Lama
perendaman cukup 24 jam, kemudian biji diambil dari rendaman lalu di peram
dibungkus memakai daun pisang dan karung.
Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.Apabila biji sudah berkecambah dengan
panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran
biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila
penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil
dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh
benih tidak merata.
Pemeliharaan Pesemaian
Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24
jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak
berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah
penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan
mempercepat pertumbuhan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air
dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan
terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan.
Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan.
Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu digenangi air.
Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air hanya
kalau memerlukan saja.
Pengobatan
Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu disemprot
dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan sesudah
pesemaian berumur 17 hari.
Pengolahan Tanah Atau Lahan Calon Tanam Padi
Cara Mengolah Tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan sejak dua bulan
penanaman. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
cara tradisional dan cara modern.
- Pengolahan tanah sawah dengan cara tradisional,
yaitu pengolahan tanah sawah dengan alat-alat sederhana seperti sabit,
cangkul, bajak dan garu yang semuaya dilakukan oleh manusia atau dibantu
oleh binatang misalnya, kerbau dan sapi.
- Pengolahan tanah sawah dengan cara modern yaitu
pengolahan tanah sawah yang dilakukan dengan mesin. Dengan traktor dan
alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat kerja sendiri.
Pembersihan
Sebelum tanah sawah dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu dari
jerami-jerami atau rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu tempat atau
dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan
menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus digenangi air terlebih dahulu agar tanah
menjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini
dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang yang bocor.
Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah-sawah harus digenangi air lebih dahulu.
Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya
antara 12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan
membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan
kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah digenangi air
lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan
melunakan bongkahan-bongkahan tanah.
Penggaruan
Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanya
untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan
berulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air
ke bawah.
Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenangi air lagi selama 7-10
hari, selang beberapa hari diadakan pembajakan yang kedua. Tujuannya yaitu:
meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar
menjadi lebih sempurna.
Teknik Penanaman Padi
Pemilihan Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di
pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari
(tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah
digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan.
Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik
ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit
yang baik antara lain :
- Umurnya tidak lebih dari 40 hari
- Tingginya kurang lebih dari 40 hari
- Tingginya kurang lebih 25 cm
- Berdaun 5-7 helai
- Batangnya besar dan kuat
- Bebas dari hama dan penyakit
Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk
memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam, jangan
sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri
dengan jarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan
atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang
cukup dan zat-zat makanan secara merata.
Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam,
tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. usahakan
penanaman tegak lurus jangan sampai miring.
Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit
yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya
sedikit.
Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah rubuh atau hanyut
oleh aliran air. Dengan demikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam
maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.
Pemeliharaan Tanaman Padi
Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Masalah
pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu factor penting yang
harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen yang akan datang.
Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang berasal
dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang
sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal
dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak
mengandung lumpur dan kotoran.
Memasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah
adalah air yang berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah
melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada
saluran sekunder.
- Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan
sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang
pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus.
- Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur
dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila
lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat lurus, maka air akan
terus mengalir tanpa adanya pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur
dengan cara sebagai berikut :
- Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup
5 cm.
- Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat
ditambah hingga 10-20 cm.
- Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai
menguning dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi
sedikit demi sedikit.
- Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama
sekali. Agar padi dapat masak bersama-sama.
Penyiangan dan Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti
(disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian
bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam.
Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput
liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil
zat-zat makanan yang dibutuhkan tanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali
yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur
6 minggu.
Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang
dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk yang
digunakan antara lain:
- Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan
7-10 hari sebelum tanaman dapat digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya:
pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos. Banyaknya kira-kira 10 ton / ha.
- Pupuk buatan diberikan sesudah tanam, misalnya:
ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:
- ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempercepat
tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan menambah besarnya
gabah.
- DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang
pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.
- ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap hama /
penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati.
Pengendalian Hama Dan Penyakit
Hama di Persemaian Basah (untuk padi sawah)
Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang
sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Pengendalian
- Pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat,
melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun;
- Penyemprotan insektisida Kiltop 50 EC atau
Tomafur 3G.
Padi trip (Trips oryzae)
- Gejala : daun menggulung dan berwarna kuning sampai
kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak
berisi.
- Pengendalian : insektisida Mipein
50 WP atau Dharmacin 50 WP.
Ulat tentara (Pseudaletia unipuncta, berwarna abu-abu; Spodoptera litura,
berwarna coklat hitam; S. exempta, bergaris kuning)
- Gejala : ulat memakan helai daun, tanaman hanya
tinggal tulang-tulang daun.
- Pengendalian: cara mekanis dan
insektisida Sevin, Diazenon, Sumithion dan Agrocide.
Hama di Sawah
Wereng
Wereng penyerang batang padi : wereng padi coklat (Nilaparvata lugens),
wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera).
- Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi.
Saat ini hama wereng paling ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini
dapat menularkan virus.
Gejala : tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tnaman seperti
terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
Pengendalian
- Bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan
wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan
lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang
lebah.
- Penyemportan insektisida Applaud 10 WP, Applaud
400 FW atau Applaud 100 EC.
Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala : dan menyebabkan buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut,
berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan buah
padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian
- Bertanam serempak, peningkatan kebersihan,
mengumpulkan dan memunahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik;
- Menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas
500 EC, Dharmacin 50 WP, Kiltop 50 EC.
Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi.
- Gejala : pada batang tanaman terdapat bekas tusukan,
buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman
terganggu.
- Pengendalian : mengumpulkan dan memusnahkan
telurtelurnya, penyemprotan insektisida Curacron 250 ULV, Dimilin 25 WP,
Larvin 75 WP.
Hama tikus (Rattus argentiventer)
Tanaman padi akan mengalami kerusakan parah apabila terserang oleh hama
tikus dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang
batang muda (1-2 bulan) dan buah.
- Gejala : adanya tanaman padi yang roboh pada
petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman.
- Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi,
gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan
pestisida dengan tepat, intensif dan teratur, memberikan umpan beracun
seperti seng fosfat yang dicampur dengan jagung atau beras.
Burung
Burung (manyar Palceus manyar, gelatik Padda aryzyvora, pipit Lonchura
lencogastroides, peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan bondol
putih L. ferramaya).
- Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah
patah, biji berserakan.
- Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau
orang-orangan.
Pengendalian Penyakit
Bercak daun coklat
Penyebab: jamur (Helmintosporium oryzae).
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.
Pengendalian:
- Merendam benih di dalam air panas, pemupukan
berimbang, menanam padi tahan penyakit ini, menaburkan serbuk air raksa
dan bubuk kapur (2:15);
- Dengan insektisida Rabcide 50 WP.
Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae.
Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Serangan
menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai
membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa.
Pengendalian:
- Membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam
varitas unggul Sentani, Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di
saaat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir;
- Menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC,
Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS atau Rabcide 50 WP.
Penyakit garis coklat daun (Narrow brown leaf spot,)
Penyebab: jamur Cercospora oryzae.
Gejala: menyerang daun dan pelepah. Tampak gari-garis atau bercak-bercak
sempit memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10 mm. Proses pembungaan dan
pengisian biji terhambat.
Pengendalian:
- Menanam padi tahan penyakit ini seperti Citarum,
mencelupkan benih ke dalam larutan merkuri;
- Menyemprotkan fungisida Benlate T 20/20 WP atau
Delsene MX 200.
Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp.
Gejala: menyerang daun dan pelepah daun, gejala terlihat pada tanaman yang
telah membentuk anakan dan menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Penyakit
ini tidak terlalu merugikan secara ekonomi.
Pengendalian:
- Menanam padi tahan penyakit ini;
- Menyemprotkan fungisida pada saat pembentukan
anakan seperti Monceren 25 WP dan Validacin 3 AS.
Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme.
Gejala: menyerang malai dan biji muda, malai dan biji menjadi kecoklatan
hingga coklat ulat, daun terkulai, akar membusuk, tanaman padi. Kerusakan yang
diderita tidak terlalu parah.
Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada larutan merkuri.
Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada larutan merkuri.
Panen Padi
Ciri dan Umur Panen
Padi siap panen: 95 % butir sudah menguning (33-36 hari setelah berbunga),
bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau, kadar air gabah 21-26 %,
butir hijau rendah.
Cara Panen
Keringkan sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam untuk memotong
pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat yang dialasi.
Panen dengan menggunakan mesin akan menghemat waktu, dengan alat Reaper
binder, panen dapat dilakukan selama 15 jam untuk setiap hektar sedangkan
dengan Reaper harvester panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1 hektar.
Perkiraan Produksi
Dengan penanaman dan pemeliharaan yang intensif, diharapkan produksi
mencapai 7 ton/ha. Saat ini hasil yang didapat hanya 4-5 ton/ha.
Pasca Panen
Perontokan. Lakukan secepatnya setelah panen, gunakan cara diinjak-injak
(±60 jam orang untuk 1 hektar), dihempas/dibanting (± 16 jam orang untuk 1
hektar) dilakukan dua kali di dua tempat terpisah. Dengan menggunakan mesin
perontok, waktu dapat dihemat. Perontokan dengan perontok pedal mekanis hanya
memerlukan 7,8 jam orang untuk 1 hektar hasil panen.
Pembersihan. Bersihkan gabah dengan cara diayak/ditapi atau dengan blower
manual. Kadar kotoran tidak boleh lebih dari 3 %.
Jemur gabah selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai kadar airnya 14 %.
Secara tradisional padi dijemur di halaman. Jika menggunakan mesin pengering,
kebersihan gabah lebih terjamin daripada dijemur di halaman.
Penyimpanan. Gabah dimasukkan ke dalam karung bersih dan jauhkan dari beras
karena dapat tertulari hama beras. Gabah siap dibawa ke tempat penggilingan
beras (huller).
Di kutip dari sumber :
pekalongankab.go.id dan disperta.bulungan.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar